Ustadz Kamil
Ustadz Kamil
Online
Assalamu'alaikum, info majelis?

Khutbah Jum'at: Ujian dan Kesabaran dalam Kehidupan, Merenungi Hikmah di Balik Kesulitan

  •  Disusun oleh: Ustadz Ahmad Suandi, S.Sos.

KHUTBAH PERTAMA

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

أَمَّا بَعْدُ،

قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.


Kaum muslimin sidang jamaah jum'at yang mulia,

Ada sebagian orang yang berpikir jika sudah sholat, puasa, dan zikir, hidupnya akan senang dan kenyang karena dekat dengan Allah. Namun, kenyataannya setelah sholat, taubat, dan hijrah, rezekinya tidak lancar, malah sebaliknya, rezekinya menurun dan kehidupannya semakin sulit. Mereka pun mulai bertanya-tanya di mana letak keadilan Allah.

Tidak sedikit manusia modern yang dulunya pelaku dosa dan maksiat kemudian hijrah dan bertaubat, tetapi tidak siap dengan kondisi ini. Mereka kemudian kembali ke masa lalu yang kelam, bahkan lebih jahat dan maksiat dari sebelumnya. Naudzubillah, ini semua berawal dari kesalahan dalam berpikir.

Orang yang salah berpikir akan salah dalam berbuat, dan orang yang salah berbuat akan salah dalam beramal. Dalam Islam, kita diajarkan untuk berpikir dengan benar. Jika sudah bertaubat, hijrah, zakat, dan puasa, bukan berarti ujian tidak akan datang lagi. Lihatlah kisah para nabi, sebutkanlah minimal satu yang tidak ada ujiannya.

Cerita tentang penyakit, tidak ada penyakit yang lebih parah dari yang dialami oleh Nabi Ayyub AS. Cerita tentang nabi yang ditolak jamaah, tidak ada yang lebih dahsyat kecuali penolakan dari jamaah pada Nabi Nuh AS. Nabi Yunus AS juga ditolak sampai mereka mencampakkannya ke laut, menghadapi tiga kegelapan: malam, laut, dan perut ikan.

Bercerita tentang pengalaman diusir dari kampung, dimusuhi oleh paman kandung, dilempar dengan batu hingga berdarah pelipisnya dan retak giginya, tidak ada ujian yang lebih hebat daripada ujian Nabi Muhammad SAW.

Jadi, jika ada orang yang sholat, puasa, tetapi ujian banyak pada dirinya dan ia bertanya di mana keadilan Allah, maka ia sudah salah berpikir. Sholatnya benar, zakatnya benar, namun cara pandangnya salah.

Cara pikir yang salah ini yang membuatnya berhenti sholat. Ia melihat tetangganya yang tidak pernah sholat atau puasa, tetapi rezekinya lancar dan badannya sehat, ini adalah kesalahan berpikir.

Hidup ini adalah ujian. Jika kita menganggap ujian hanya sebagai kemiskinan atau ketiadaan harta, maka itu kurang tepat. Dalam Al-Quran, Allah berfirman dalam Surah Al-A'raf ayat 168:

وَبَلَوْنَاهُم بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

"Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk agar mereka kembali (kepada kebenaran)."

Ayat ini menjelaskan bagaimana Allah menguji manusia dengan berbagai keadaan, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, agar mereka sadar dan kembali ke jalan yang benar.

Jabatan adalah ujian, di antara yang diuji dengan jabatan adalah Nabi Daud AS. Harta adalah ujian, di antara nabi yang diuji dengan harta adalah Nabi Sulaiman AS. Anak adalah ujian, di antara yang diuji dengan anak adalah Nabi Nuh AS. Bahkan ketampanan adalah ujian, di antara nabi yang diuji dengan ketampanan adalah Nabi Yusuf AS.

Ujian bisa datang dalam bentuk kenikmatan atau penyakit, kesusahan, bahkan kesulitan rezeki. Yang lulus adalah mereka yang kaya tetapi menggunakan hartanya untuk menolong agama Allah, yang sakit namun tetap beramal kepada Allah, yang punya banyak makanan tetapi tetap melaksanakan puasa sunnah karena mengharapkan ridho Allah.

Jika kita berpikir dengan benar, apa pun yang datang kepada kita kita anggap sebagai ujian dari Allah, sebagai bahan introspeksi diri untuk mendekat kepada-Nya. Datang senang, ujian. Datang susah, ujian. Banyak harta, ujian. Sedikit harta, ujian.

Orang yang berharta lulus ketika hartanya digunakan untuk hal yang benar, seperti membangun pesantren, rumah tahfiz, atau masjid. Orang yang miskin lulus ketika ia bersabar dan tetap berusaha. Ahlus Sunnah Wal Jamaah tidak mengizinkan umat berdiam diri dalam kemiskinan.

Bukankah Allah berfirman dalam Surah Ar-Ra'd ayat 11:

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia."

Sudah berusaha dan bekerja, tetapi belum ada kelebihan rezeki, maka tetaplah bersabar dan berprasangka baik kepada Allah. Inilah jalan yang baik dari Allah. Orang miskin yang bersabar mendapatkan balasan dari Allah sebagaimana dalam Surah Az-Zumar ayat 10:

إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّـٰبِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍۢ

"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas."

Mereka yang bersabar akan mendapat balasan di surga, seperti dijelaskan dalam hadis Qudsi:

قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: أَعْدَدْتُ لِعِبَادِيَ الصَّالِحِينَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ، وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ

"Allah Ta'ala berfirman: 'Aku telah menyiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang saleh (kenikmatan surga) yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga, dan belum pernah terlintas dalam hati manusia.'"

Jika kita memahami bahwa para nabi pun diuji dengan penyakit, musibah, dan berbagai macam ujian, maka kita akan menyadari bahwa dengan sholat dan zakat, kita tidak serta-merta menjadi kaya. Jika kita sudah hijrah, kita bisa diuji dengan kemapanan ekonomi atau kemiskinan. Ketika ujian datang, kita tidak marah pada Allah atau berburuk sangka pada-Nya. Allah sedang menguji kita dengan cobaan ini.

Apakah kita bersyukur atau kufur kepada Allah? Semua berawal dari cara berpikir. Allah berfirman dalam Surah Az-Zumar:

"أَفَلَا تَتَفَكَّرُونَ" 

"Apakah kamu tidak berpikir?"

"أَفَلَا تَعْقِلُونَ" 

"Apakah kamu tidak menggunakan akal?"

Allah berbuat sekehendak-Nya. Tidak ada yang bisa mengatur-Nya dan tidak diatur oleh siapa pun.

 Ketika Nabi Ayyub sakit, dia tidak mengeluh pada Allah. Dia hanya berdoa:

وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُۥٓ أَنِّى مَسَّنِىَ ٱلضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ

"Ketika dia berdoa kepada Tuhannya, 'Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua penyayang.'"

Jika kita perhatikan, dalam doa ini, tidak ada unsur permintaan untuk disembuhkan kepada Allah. Lalu, bagaimana dengan kita yang sering mengeluh kepada Allah dan berburuk sangka kepada-Nya?

Mari kita perbaiki cara berpikir kita, agar kita dapat melihat ujian sebagai bentuk kasih sayang Allah, bukan sebagai ketidakadilan. Ketika menghadapi ujian, mari kita tingkatkan kesabaran, keimanan, dan amal shaleh kita. Semoga kita semua diberikan kekuatan oleh Allah untuk tetap berada di jalan-Nya.


KHUTBAH KEDUA

الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَبِفَضْلِهِ تَتَنَزَّلُ الْخَيْرَاتُ وَالْبَرَكَاتُ، وَبِتَوْفِيقِهِ تَتَحَقَّقُ الْمَقَاصِدُ وَالْغَايَاتُ.

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ.

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الْمُجَاهِدِينَ الطَّاهِرِينَ.

أَمَّا بَعْدُ،

فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُونَ أُوْصِيكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللَّهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى.

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بسم اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا.

اللّهمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.

اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ.

اللّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَذُنُوبَ وَالِدَيْنَا، وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا.

Berbagi

Posting Komentar